Para Gus / Kiai Muda

Jika anda mengikuti perkembangan kajian nasab ba`alwi Indonesia, maka anda sudah tahu bahwa muncul seorang kiai yang menjadi tokoh utama yang berasal dari Banten Indonesia yg pertama kali menyampaikan dan menunjukkan data fakta-fakta atau pun bukti-bukti tentang kebatilan nasab para habib ba`alawi adalah Kiai Haji Imaduddin Usman al-Bantani, di mana Kia Imad memberitahukan kepada Siapa saja dan secara khusus kepada umat Islam di Indonesia dan seluruh dunia, melalui tesisnya mau pun ceramah-ceramah yang disampaikannya, bahwa klaim para habaib tentang status nasab mereka sebagai zurriyah Nabi Muhammad, tidak dapat diterima alias ditolak.

Tentu saja terjadi pro dan kontra atas apa yang disampaikan oleh Kiai Imad, meskipun kiai Imad telah menghadirkan bukti-bukti fakta tentang keharaman untuk mengakui nasab habib ba`alawi sebagai zuriiyah Nabi Muhammad berdasarkan fakta penemuan dalam kajian ilmiah penelusuran kitab-kitab sejarah dan kitab-kitab nasab sejak abad ke-4 hingga abad ke-9 dan seterusnya, juga didukung pula oleh bukti berupa hasil tes DNA para habib ba`alwi yang menunjukkan hasil tes DNA yang berbeda dengan para zurriyah Nabi Muhammad di seluruh dunia.

Tentu saja kelompok orang yg menolak penemuan kiai imad datang dari kalangan baalawi itu sendiri dan para muhibbin mereka yang sulit menerima kenyataan atas fakta-fakta tersebut. Selain itu, kelompok orang yg menolak juga datang dari kelompok orang awam yang sudah terlanjur yakin bahwa baalawi itu zurriyah nabi muhammad dan mereka yg awam ini sangat mudah dikibuli oleh bahasa-bahasa fantastis framing yg dilakukan dan disampaikan oleh oknum-oknum tokoh para kabib ba`alwi mau pun para ustaz/gus yg tdk dapat menerima kenyataan kebenaran atas fakta historis kebatilan nasab baalawi tersebut.

Namun, sebagaimana kehendak Allah bahwa pada waktunya al-Haq itu akan meruntuhkan yg bathil, kebenaran tetap akan menghilangkan kesalahan, maka seiring berjalannya waktu setelah 1 tahun berlalu, sekarang mulai banyak orang tersadarkan (tercerahkan) dengan apa yang disampaikan oleh Kiai Imad, baik dari kalangan awam, insan pesantren para ustaz/gus/kiai, hingga para intelektualitas Islam, mulai bermunculan mendukung Kiai Imad.

Bahkan banyak di antara ustaz/kiai yg memiliki kemampuan untuk membaca kitab dan memiliki kesempatan dan sumber data, juga turut melakukan penelitian dan mereka pun menemukan hal yg sama dan turut serta menyampaikan kebenaran tentan HARAMNYA MENGAKUI para habaib baalawi sebagai zurriyah Nabi Muhammad.